Thursday, March 14, 2013

Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme



Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

A. Pengertian Kolonialisme dan Pengaruhnya terhadap Kedatangan Orang Eropa ke Dunia Timur
Kolonialisme erat hubungannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa pada masa Renaissance, Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Revolusi Perancis. Kolonialisme yaitu penguasaan suatu wilayah dari rakyatnya oleh negara lain untuk tujuan-tujuan yang bersifat militer ataupun ekonomi.
Hasil dari penemuan (ajaran) Galileo Galiley yang menyatakan bahwa bumi itu bulat menimbulkan munculnya keberanian orang-orang eropa untuk berlayar menjelajahi lautan dan menemukan benua lain untuk dijadikan sebagai daerah jajahan (kekuasaannya), sebagai tempat menjual hasil produksi, sebagai tempat penanaman modal dan sebagai tempat untuk mencari bahan baku murah (Imperialisme modern). Sejak abad ke-18 masyarakat menjadi begitu sengsara dengan diberlakukan undang-undang agraria, politik kolonial yang bersifat liberal. Dengan demikian terjadilah perebutan dari negara-negara Eropa untuk mencari daerah jajahan seluas mungkin.
B. Pengertian Imperialisme di Dunia Barat
Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sepihak yang lebih besar.
Adanya Revolusi Industri, banyak ditemukan penemuan-penemuan baru yang sangat berguna bagi kemajuan peradaban ekonomi dunia yang berawal dari bangsa Eropa. Dengan kemajuan tersebut, maka bangsa Eropa mulai berpikir untuk memproduksi barang sebanyak mungkin yang akhirnya ia harus mencari bahan mentah dan pasar untuk menjual hasil produksinya.
Maka dari itu pemerintah Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari daerah jajahan seluas mungkin, termasuk juga daerah Indonesia yang menjadi salah satu daerah jajahan bangsa Eropa.
A. Pengertian Renaissance dan Humanisme
1. Renaissance
Renaissance berarti “kelahiran kembali” peradaban Yunani dan Romawi kuno. Pada abad ke-14 dan ke-15 di Eropa terdapat suatu gerakan cendikiawan dan ilmuwan untuk mengkaji kembali ilmu pengetahuan, seni, arsitektur dan filsafat Yunani-Romawi dengan penafsiran baru. Tujuannya untuk memeperteguh ajaran Kristiani dan mengubah pandangan hidup abad pertengahan yang bersifat dogmatif menjadi pandangan yang berdasarkan akal.
Sejak Renaissance, tulisan-tulisan mengenai kesusastraan tidak lagi ditulis oleh orang-orang gereja, tetapi juga ditulis oleh orang biasa dengan menggunakan bahasa ibi penulis.
Di bidang seni lukis pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 muncul nama-nama seperti : Boticelli, Titian, Raphael, Leonardo da Vinci, dan Michelangelo selain sebagai seniman lukis, Michelangelo juga seorang ahli pahat. Dengan demikian masyarakat umum dapat mengetahui pikiran-pikiran yang hidup pada masa Yunanidan Romawi, termasuk kebebasan menyatakan pikiran-pikiran itu di muka umum.
Pada masa itu terjadi pertentangan terhadap berbagai teori ilmu pengetahuan yang pada masa sebelumnya dianut oleh gereja, salah satu diantaranya pengetahuaan tentang alam semesta,
Tersebarnya ilmu pengetahuan adalah berkat adanya jasa Gutenberg, seorang Jerman yang menemukan mesin cetak pada tahun 1440, Renaissance membawa bebagai perubahan dalam kehidupan manusia.
2. Humanisme
Humanisme adalah paham yang berusaha mempelajari dan menyelidiki buku-buku kuno bangsa Yunani dan Romawi kuno.
Renaissance sebagai gerakan intelektual melahirkan humanisme, salah satu tokohnya adalah Eracmus, seorang sarjana Belanda yang ahli dalam masalah kebudayaan Yunani.
Pengaruh Humanisme kelihatan pada perubahan pandangan hidup yang lebih mementingkan kehidupan dunia, serta menghormati manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan memiliki keunggulan rasional. Pendeknya perubahan terjadi dalam suatu semangat humanistis yang percaya kepada potensi manusiawi, untuk terus menerus mencari tahu dengan tekanan perhatian kepada penelitian dan kecermatan pengamatan.
B. Sebab dan Penjelasan tentang Kedatangan Orang Eropa ke Dunia Timur
Sebab dan penjelasan tentang kedatangan orang Eropa ke Dunia Timur ialah hanya untuk berdagang dan mengadakan hubungan dagang dengan dunia belahan timur, juga karena jatuhnya kota Yunani ke tangan Turki Osmani abad 17-17 dan ditutupnya kegiatan perdagangan sehingga bangsa Eropa berpikir untuk pergi ke Dunia Timur karena Dunia Timur terkenal dengan hasil buminya.
C. Masuknya Kekuasaan Asing ke Nusantara serta Perlawanan Masyarakat Tanah Air
Orang-orang Eropa datang ke Indonesia pada abad ke-16 dengan tujuan utamanya ialah untuk berdagang, khususnya membeli rempah-rempah karena perdagangan ini mendatangkan untung yang besar. Mereka menjalankan politik monopoli. Itupun dirasa belum cukup, mereka berusaha menguasai Indonesia.
1. Awal kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan geografi pada masa Renaissance, bangsa-bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru baik untuk kepentingan ekonomi maupun untuk kepentingan agama.
Dalam usaha mencari wilayah baru, mereka bahkan datang ke nusantara daerah sumber rempah-rempah.
a. Kedatangan orang Portugis
Orang Portugis terkenal sebagai bangsa yang sangat berani berpetualang mengarungi lautan. Keberaniannya juga didukung oleh pengetahuan geografi dan astronomi yang baik serta kemajuan di bidang teknologi perkapalan dan persenjataan. Rempah-rempah merupakan komoditas dagang yang sangat menguntungkan di Eropa. Dengan kemajuan- kemajuan itu memungkinkan mereka mampu mengarungi lautan guna mendapatkan wilayah baru untuk mengumpulkan rempah-rempahdan menyebarkan agama.
Pada tahun 1511, Portugis yang dipimpin oleh Alfonso d’ Alburquerque berhasil menduduki pelabuhan Malaka, mereka melanjutkan perjalanan ke timur menuju Maluku, kepulauan penghasil rempah-rempah di Indonesia, dipimpin oleh Antonio d’ Abreau dan Francisco Serrgo, Portugis bersahabat dengan Ternate di Maluku utara.
Pada tahun 1522, mereka mendirikan benteng Sao Paolo kemudian meninggalkan Ternate tahun 1575, itu terjadi karena rakyat Ternate tidak menyukai hak monopoli dan kegiatan kristenisasi yang dijalankan Portugis.
b. Kedatangan orang Spanyol
Pada tahun 1521, orang Spanyol juga sampai di Maluku. Kedatangan orang Portugis karena mereka tidak mau mendapat saingan dari bangsa Eropa lainnya karena dianggap mengganggu politik monopoli perdagangan rempah-rempah. Lalu, terjadilah permusuhan antara orang Portugis dan orang Spanyol. Portugis dibantu oleh Tidore, sedangkan Spanyol oleh Ternate.
Pada tahun 1580, Raja Philip II dari Spanyol menyatukan Portugal dibawah kekuasaannya pada akhir abad ke-16. Portugis mendapat pesaing baru yaitu Belanda dan Inggris.
c. Kedatangan orang Belanda
Pada tahun 1596, empat buah kapal dagang Belanda yang antara lain dipimpin oleh Cornelis d’ Houtman tiba di Banten. Pada waktu itu Banten merupakan pelabuhan trbesar di Jawa Barat. Motivasi utama yang mendorong kedatangan Belanda adalah masalah ekonomi ditambah dengan adanya jiwa petualangan. Dengan dikuasainya Portugal, pedagang-pedagang Belanda tidak lagi mendapatkan rempah-rempah dari sana.
Terdorong untuk mendapatkan keuntungan besar, orang Belanda memaksa Banten untuk memberikan sejumlah besar rempah-rempah kepada mereka, tetapi tidak mampu membayar.
Selama mengunjungi Banten, sejak tahun1599 Belanda juga mengunjungi Maluku. Beberapa tahun kemudian, (1605), Belanda mengadakan monopoli perdagangan cengkeh dan mengadakan hongitochten.
Hongitochten adalah pelayaran untuk mencegah adanya perdagangan antara penduduk Maluku dan pedagang-pedagang asing lain selain Belanda.
Karena banyak pihak yang berminat terhadap rempah-rempah tersebut, sering terjadi perebutan dan pertempuran yang menimbulkan kerugian di antara mereka.
Orang Belanda mendirikan kongsi dagang yang disebut VOC (Vereenigde Oost Indische Compagne) pada tahun 1602. Sejak awal abad ke-18, rempah-rempah tidak lagi menjadi komoditas dagang yang menguntungkan di Eropa, hal itu disebabkan banyak komoditas lain yang lebih dibutuhkan seperti kopi, teh, tembakau, nilah, dan kayu.
Sementara itu VOC harus menghadapi perlawanan yang menghabiskan biaya besar dan VOC meminjam kepada pemerintah Belanda sudah banyak.
Pemerintah belanda akhirnya memutuskan untuk membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799.
2. Perlawanan Masyarakat Tanah Air
a. Jayakarta
Pada mulanya VOC memusatkan kegiatannya di Maluku. Di beberapa tempat lain mereka mendapat izin dari penguasa setempat untuk mendirikan kantor dagang. Disamping Belanda, inggris juga mempunyai kantor dagang di Jayakarta dan bersaing dengan Belanda. Terjadi ketegangan antara Jayakarta dan VOC lalu Inggris membantu Pangeran Jayakarta, akibatnya pertarungan laut antara pihak Belanda dan Inggris; yang akhirnya dimenangkan oleh Inggris.
Sementara itu pimpinan VOC J.P. Coen melarikan diri ke Maluku untuk meminta bantuan karena mengalami kekalahan.
Setelah mendapat bantuan pada tanggal 30 Mei 1619, kembali dari Maluku dengan jumlah pasukan yang besar, dia menyerang istana Pangeran Jayakarta. Dan mereka dapat merebut keraton tersebut dan menguasainya.
b. Banten
Setelah mendirikan pusat pemerintahan di Batavia, VOC berusaha memperluas kekuasaannya. Hubungan antara Banten dan VOC rusak karena wilayah itu adalah wilayah Banten. Permusuhan meningkat pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683).
Secara militer tidak mungkin VOC dapat menaklukkan Banten, VOC menggunakan cara lain yaitu adu domba. Usaha Belanda mengadu domba ayah dan anak berhasil sehingga timbul peperangan. Sebagai imbalannya, Sultan Haji harus menandatangani perjanjian.
c. Mataram
Setelah kegagalan serangan Sultan Agung ke Batavia, pada tahun 1628 dan 1629, hubungan antara Mataram dan VOC semakin memburuk. Tahun 1645, Sultan Agung meninggal dunia dan digantikan oleh puteranya, Amangkurat I. Berbeda dengan Sultan Agung yang sangat membenci VOC. Sultan Amangkurat I mengakui kedaulatan di Batavia dan memberikan kebebasan kepada VOC untuk berdagang di wilayah kerajaan Mataram. Selain itu, juga bersikap kejam terhadap rakyat.
Tindakan Sultan Amangkurat I menimbulkan pemberontakan pada tahun 1677, Trunojoyo menyerang ibukota Mataram, Plered. Amangkurat I dan puteranya melarikan diri. Amangkurat I meninggal di Tegal. Amangkurat II minta bantuan kepada VOC untuk menumpas pemberontakan Trunojoyo.
Amangkurat II menandatangani perjanjian pada tahun 1678. Isinya, Mataram harus menyerahkan kepada VOC daerah-daerah, Cimanuk, Madura Timur, Semarang dan sekitarnya. VOC mengadakan monopoli perdagangan di Mataram. Daerah pantai utara digadaikan kepada VOC serta seluruh biaya perang ditanggung oleh Mataram.
d. Makassar
Makassar adalah pusat perdagangan di bagian timur nusantara, sejak tahun 1655, Makassar diperintah oleh Sultan Hasanuddin. Pada masa pemerintahannya, Makassar mencapai puncak kejayaan. Sultan Hasanuddin membantu dan melindungi pedagang-pedagang yang masuk ke perairan Maluku.
Hubungan baik Sultan dengan pedagang-pedagang asing itu membuat VOC menjadi cemas karena merasa hak monopolinya terancam. Itulah sebabnya VOC menuntut kepada Sultan Hasanuddin agar pedagang-pedagang asing lainnya dilarang berdagang di Maluku. Tuntutan itu ditolak oleh Sultan. Penolakan itu menyebabkan hubungan antara VOC dan Makassar memburuk.
Pada tahun 1666, VOC mengerahkan armadanya dibawah pimpinan Cornelis Speelman menyerang kerjaan Mkassar. Pada saat yang sama, pasukan Makassar juga mendapat serangan dari pasukan Bone dibawah pimpinan Aru Palaka. Dengan adanya serangan dari dua kubuitu, kerajaan Makassar menjadi lemah. Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 16 Nopember 1667.
Dalam perjanjian itu, Makassar harus melepaskan kekuasaannya atas daerah Bone, Bima, dan Sumbawa.

KOLONIALISME DAN IMPERALISME


Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

A. Pengertian Kolonialisme dan Pengaruhnya terhadap Kedatangan Orang Eropa ke Dunia Timur
Kolonialisme erat hubungannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa pada masa Renaissance, Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Revolusi Perancis. Kolonialisme yaitu penguasaan suatu wilayah dari rakyatnya oleh negara lain untuk tujuan-tujuan yang bersifat militer ataupun ekonomi.
Hasil dari penemuan (ajaran) Galileo Galiley yang menyatakan bahwa bumi itu bulat menimbulkan munculnya keberanian orang-orang eropa untuk berlayar menjelajahi lautan dan menemukan benua lain untuk dijadikan sebagai daerah jajahan (kekuasaannya), sebagai tempat menjual hasil produksi, sebagai tempat penanaman modal dan sebagai tempat untuk mencari bahan baku murah (Imperialisme modern). Sejak abad ke-18 masyarakat menjadi begitu sengsara dengan diberlakukan undang-undang agraria, politik kolonial yang bersifat liberal. Dengan demikian terjadilah perebutan dari negara-negara Eropa untuk mencari daerah jajahan seluas mungkin.
B. Pengertian Imperialisme di Dunia Barat
Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sepihak yang lebih besar.
Adanya Revolusi Industri, banyak ditemukan penemuan-penemuan baru yang sangat berguna bagi kemajuan peradaban ekonomi dunia yang berawal dari bangsa Eropa. Dengan kemajuan tersebut, maka bangsa Eropa mulai berpikir untuk memproduksi barang sebanyak mungkin yang akhirnya ia harus mencari bahan mentah dan pasar untuk menjual hasil produksinya.
Maka dari itu pemerintah Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari daerah jajahan seluas mungkin, termasuk juga daerah Indonesia yang menjadi salah satu daerah jajahan bangsa Eropa.
A. Pengertian Renaissance dan Humanisme
1. Renaissance
Renaissance berarti “kelahiran kembali” peradaban Yunani dan Romawi kuno. Pada abad ke-14 dan ke-15 di Eropa terdapat suatu gerakan cendikiawan dan ilmuwan untuk mengkaji kembali ilmu pengetahuan, seni, arsitektur dan filsafat Yunani-Romawi dengan penafsiran baru. Tujuannya untuk memeperteguh ajaran Kristiani dan mengubah pandangan hidup abad pertengahan yang bersifat dogmatif menjadi pandangan yang berdasarkan akal.
Sejak Renaissance, tulisan-tulisan mengenai kesusastraan tidak lagi ditulis oleh orang-orang gereja, tetapi juga ditulis oleh orang biasa dengan menggunakan bahasa ibi penulis.
Di bidang seni lukis pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 muncul nama-nama seperti : Boticelli, Titian, Raphael, Leonardo da Vinci, dan Michelangelo selain sebagai seniman lukis, Michelangelo juga seorang ahli pahat. Dengan demikian masyarakat umum dapat mengetahui pikiran-pikiran yang hidup pada masa Yunanidan Romawi, termasuk kebebasan menyatakan pikiran-pikiran itu di muka umum.
Pada masa itu terjadi pertentangan terhadap berbagai teori ilmu pengetahuan yang pada masa sebelumnya dianut oleh gereja, salah satu diantaranya pengetahuaan tentang alam semesta,
Tersebarnya ilmu pengetahuan adalah berkat adanya jasa Gutenberg, seorang Jerman yang menemukan mesin cetak pada tahun 1440, Renaissance membawa bebagai perubahan dalam kehidupan manusia.
2. Humanisme
Humanisme adalah paham yang berusaha mempelajari dan menyelidiki buku-buku kuno bangsa Yunani dan Romawi kuno.
Renaissance sebagai gerakan intelektual melahirkan humanisme, salah satu tokohnya adalah Eracmus, seorang sarjana Belanda yang ahli dalam masalah kebudayaan Yunani.
Pengaruh Humanisme kelihatan pada perubahan pandangan hidup yang lebih mementingkan kehidupan dunia, serta menghormati manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan memiliki keunggulan rasional. Pendeknya perubahan terjadi dalam suatu semangat humanistis yang percaya kepada potensi manusiawi, untuk terus menerus mencari tahu dengan tekanan perhatian kepada penelitian dan kecermatan pengamatan.
B. Sebab dan Penjelasan tentang Kedatangan Orang Eropa ke Dunia Timur
Sebab dan penjelasan tentang kedatangan orang Eropa ke Dunia Timur ialah hanya untuk berdagang dan mengadakan hubungan dagang dengan dunia belahan timur, juga karena jatuhnya kota Yunani ke tangan Turki Osmani abad 17-17 dan ditutupnya kegiatan perdagangan sehingga bangsa Eropa berpikir untuk pergi ke Dunia Timur karena Dunia Timur terkenal dengan hasil buminya.
C. Masuknya Kekuasaan Asing ke Nusantara serta Perlawanan Masyarakat Tanah Air
Orang-orang Eropa datang ke Indonesia pada abad ke-16 dengan tujuan utamanya ialah untuk berdagang, khususnya membeli rempah-rempah karena perdagangan ini mendatangkan untung yang besar. Mereka menjalankan politik monopoli. Itupun dirasa belum cukup, mereka berusaha menguasai Indonesia.
1. Awal kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan geografi pada masa Renaissance, bangsa-bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru baik untuk kepentingan ekonomi maupun untuk kepentingan agama.
Dalam usaha mencari wilayah baru, mereka bahkan datang ke nusantara daerah sumber rempah-rempah.
a. Kedatangan orang Portugis
Orang Portugis terkenal sebagai bangsa yang sangat berani berpetualang mengarungi lautan. Keberaniannya juga didukung oleh pengetahuan geografi dan astronomi yang baik serta kemajuan di bidang teknologi perkapalan dan persenjataan. Rempah-rempah merupakan komoditas dagang yang sangat menguntungkan di Eropa. Dengan kemajuan- kemajuan itu memungkinkan mereka mampu mengarungi lautan guna mendapatkan wilayah baru untuk mengumpulkan rempah-rempahdan menyebarkan agama.
Pada tahun 1511, Portugis yang dipimpin oleh Alfonso d’ Alburquerque berhasil menduduki pelabuhan Malaka, mereka melanjutkan perjalanan ke timur menuju Maluku, kepulauan penghasil rempah-rempah di Indonesia, dipimpin oleh Antonio d’ Abreau dan Francisco Serrgo, Portugis bersahabat dengan Ternate di Maluku utara.
Pada tahun 1522, mereka mendirikan benteng Sao Paolo kemudian meninggalkan Ternate tahun 1575, itu terjadi karena rakyat Ternate tidak menyukai hak monopoli dan kegiatan kristenisasi yang dijalankan Portugis.
b. Kedatangan orang Spanyol
Pada tahun 1521, orang Spanyol juga sampai di Maluku. Kedatangan orang Portugis karena mereka tidak mau mendapat saingan dari bangsa Eropa lainnya karena dianggap mengganggu politik monopoli perdagangan rempah-rempah. Lalu, terjadilah permusuhan antara orang Portugis dan orang Spanyol. Portugis dibantu oleh Tidore, sedangkan Spanyol oleh Ternate.
Pada tahun 1580, Raja Philip II dari Spanyol menyatukan Portugal dibawah kekuasaannya pada akhir abad ke-16. Portugis mendapat pesaing baru yaitu Belanda dan Inggris.
c. Kedatangan orang Belanda
Pada tahun 1596, empat buah kapal dagang Belanda yang antara lain dipimpin oleh Cornelis d’ Houtman tiba di Banten. Pada waktu itu Banten merupakan pelabuhan trbesar di Jawa Barat. Motivasi utama yang mendorong kedatangan Belanda adalah masalah ekonomi ditambah dengan adanya jiwa petualangan. Dengan dikuasainya Portugal, pedagang-pedagang Belanda tidak lagi mendapatkan rempah-rempah dari sana.
Terdorong untuk mendapatkan keuntungan besar, orang Belanda memaksa Banten untuk memberikan sejumlah besar rempah-rempah kepada mereka, tetapi tidak mampu membayar.
Selama mengunjungi Banten, sejak tahun1599 Belanda juga mengunjungi Maluku. Beberapa tahun kemudian, (1605), Belanda mengadakan monopoli perdagangan cengkeh dan mengadakan hongitochten.
Hongitochten adalah pelayaran untuk mencegah adanya perdagangan antara penduduk Maluku dan pedagang-pedagang asing lain selain Belanda.
Karena banyak pihak yang berminat terhadap rempah-rempah tersebut, sering terjadi perebutan dan pertempuran yang menimbulkan kerugian di antara mereka.
Orang Belanda mendirikan kongsi dagang yang disebut VOC (Vereenigde Oost Indische Compagne) pada tahun 1602. Sejak awal abad ke-18, rempah-rempah tidak lagi menjadi komoditas dagang yang menguntungkan di Eropa, hal itu disebabkan banyak komoditas lain yang lebih dibutuhkan seperti kopi, teh, tembakau, nilah, dan kayu.
Sementara itu VOC harus menghadapi perlawanan yang menghabiskan biaya besar dan VOC meminjam kepada pemerintah Belanda sudah banyak.
Pemerintah belanda akhirnya memutuskan untuk membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799.
2. Perlawanan Masyarakat Tanah Air
a. Jayakarta
Pada mulanya VOC memusatkan kegiatannya di Maluku. Di beberapa tempat lain mereka mendapat izin dari penguasa setempat untuk mendirikan kantor dagang. Disamping Belanda, inggris juga mempunyai kantor dagang di Jayakarta dan bersaing dengan Belanda. Terjadi ketegangan antara Jayakarta dan VOC lalu Inggris membantu Pangeran Jayakarta, akibatnya pertarungan laut antara pihak Belanda dan Inggris; yang akhirnya dimenangkan oleh Inggris.
Sementara itu pimpinan VOC J.P. Coen melarikan diri ke Maluku untuk meminta bantuan karena mengalami kekalahan.
Setelah mendapat bantuan pada tanggal 30 Mei 1619, kembali dari Maluku dengan jumlah pasukan yang besar, dia menyerang istana Pangeran Jayakarta. Dan mereka dapat merebut keraton tersebut dan menguasainya.
b. Banten
Setelah mendirikan pusat pemerintahan di Batavia, VOC berusaha memperluas kekuasaannya. Hubungan antara Banten dan VOC rusak karena wilayah itu adalah wilayah Banten. Permusuhan meningkat pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683).
Secara militer tidak mungkin VOC dapat menaklukkan Banten, VOC menggunakan cara lain yaitu adu domba. Usaha Belanda mengadu domba ayah dan anak berhasil sehingga timbul peperangan. Sebagai imbalannya, Sultan Haji harus menandatangani perjanjian.
c. Mataram
Setelah kegagalan serangan Sultan Agung ke Batavia, pada tahun 1628 dan 1629, hubungan antara Mataram dan VOC semakin memburuk. Tahun 1645, Sultan Agung meninggal dunia dan digantikan oleh puteranya, Amangkurat I. Berbeda dengan Sultan Agung yang sangat membenci VOC. Sultan Amangkurat I mengakui kedaulatan di Batavia dan memberikan kebebasan kepada VOC untuk berdagang di wilayah kerajaan Mataram. Selain itu, juga bersikap kejam terhadap rakyat.
Tindakan Sultan Amangkurat I menimbulkan pemberontakan pada tahun 1677, Trunojoyo menyerang ibukota Mataram, Plered. Amangkurat I dan puteranya melarikan diri. Amangkurat I meninggal di Tegal. Amangkurat II minta bantuan kepada VOC untuk menumpas pemberontakan Trunojoyo.
Amangkurat II menandatangani perjanjian pada tahun 1678. Isinya, Mataram harus menyerahkan kepada VOC daerah-daerah, Cimanuk, Madura Timur, Semarang dan sekitarnya. VOC mengadakan monopoli perdagangan di Mataram. Daerah pantai utara digadaikan kepada VOC serta seluruh biaya perang ditanggung oleh Mataram.
d. Makassar
Makassar adalah pusat perdagangan di bagian timur nusantara, sejak tahun 1655, Makassar diperintah oleh Sultan Hasanuddin. Pada masa pemerintahannya, Makassar mencapai puncak kejayaan. Sultan Hasanuddin membantu dan melindungi pedagang-pedagang yang masuk ke perairan Maluku.
Hubungan baik Sultan dengan pedagang-pedagang asing itu membuat VOC menjadi cemas karena merasa hak monopolinya terancam. Itulah sebabnya VOC menuntut kepada Sultan Hasanuddin agar pedagang-pedagang asing lainnya dilarang berdagang di Maluku. Tuntutan itu ditolak oleh Sultan. Penolakan itu menyebabkan hubungan antara VOC dan Makassar memburuk.
Pada tahun 1666, VOC mengerahkan armadanya dibawah pimpinan Cornelis Speelman menyerang kerjaan Mkassar. Pada saat yang sama, pasukan Makassar juga mendapat serangan dari pasukan Bone dibawah pimpinan Aru Palaka. Dengan adanya serangan dari dua kubuitu, kerajaan Makassar menjadi lemah. Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 16 Nopember 1667.
Dalam perjanjian itu, Makassar harus melepaskan kekuasaannya atas daerah Bone, Bima, dan Sumbawa.